Doa Rasulullah S.A.W di waktu pagi dan petang

Imam Ahmad menyebut sebuah hadis bahawa Waki' telah menceritakan kepada kami, 'Ubbadah ibn Muslim al-Fazariy telah menceritakan kepada kami, Jubayr ibn Abu Sulayman ibn Jubayr ibn Mut'am menceritakan kepadaku bahawa dia telah mendengar Abdullah ibn Umar berkata, "Rasullulah SAW tidak pernah meninggalkan doa ini pada waktu pagi dan petang:

"Ya Allah, aku bermohon untuk mendapat kesejahteraan di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon keampunan dan kesejahteraan di dalam agamaku, duniaku, kaum keluargaku dan hartaku. Ya Allah, jagalah kehormatanku dan berikanlah keamanan kepada keluargaku. Ya Allah, peliharalah aku dari depanku, dari belakang, dari kiri, dari kanan dan dari atasku. Aku mohon perlindungan dengan keagunganMu agar aku tidak menzalimi orang di bawah jagaanku."(HR. Imam Ahmad)

Amin.

Monday, August 16, 2010

Bersama Nabi Di Bulan Ramadhan

Sesungguhnya kita akan menyambut tetamu yang mulia, yang hilang dan tidak datang kepada kita melainkan sekali saja dalam setahun. Ia (tamu yang) jarang mengunjungi kita, hingga kita sangat merindu padanya. Tamu yang membuat hati berdebar-debar kerana begitu cinta padanya. Leher-leherpun melongok untuk melihatnya, (demikian juga) mata mengamat-amati untuk melihat hilalnya, dan jiwa-jiwa yang beriman beribadah kepada Rabbnya pada saat itu.

Tamu yang mulia dan diberkahi ini telah diketahui dengan pasti oleh orang beriman, karena merekalah yang menunaikan haknya dan mengagungkannya dengan pengagungan yang semestinya, serta memuliakan utusannya secara jujur dan adil.

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat tamu ini dalam Al Qur’an dan melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam , kemudian Allah menjadikan kebaikan seluruhnya ada padanya, baik di awalnya, tengahnya ataupun akhirnya. Allah berfirman :

شَهْرُ رمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan Al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)” (QS Al-Baqarah :185)

Tidak disangsikan lagi, tentunya anda tahu -wahai saudaraku- siapakah gerangan tamu itu?! Akan diperlihatkan (dalam risalah ini insya Allah) apa saja kekhususan dan keutamaannya!! Agar anda bersiap sedia untuk menyambut dan menyingsingkan lengan anda secara sungguh-sungguh untuk memperoleh keutamaan-keutamaannya dan agar anda memperoleh apa yang Allah janjikan padanya berupa kebaikan, barakah dan rahmat.

Di bulan inilah Allah menurunkan Al-Qur’an, seandainya tidak ada keutamaan pada bulan Ramadhan melainkan hanya ini saja, niscaya sudah mencukupi. Betapa tidak, di dalamnya terdapat keutamaan yang Allahlah lebih tahu tentangnya, seperti mengampunkan dosa-dosa, diangkatnya darjat orang-orang yang beriman, dilipatgandakannya kebaikan, dan dimaafkannya segala kesalahan, serta Allah membebaskan hamba-hambaNya pada tiap malamnya dari neraka.

Bulan Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu, turun dua malaikat, yang pertama mengatakan: “Wahai orang yang mengharap kebaikan, datanglah!”. Yang kedua mengatakan : “Wahai orang yang mengharap kejahatan, tahanlah!”. Dalam bulan itu terdapat satu malam, barangsiapa diharamkan pada malam itu maka ia telah diharamkan dengan kebaikan yang banyak. Ia adalah suatu malam yang diputuskan setiap perkara yang bijaksana. Sesunguhnya malam itu adalah Lailatul Qodar, yang satu malam di dalamnya lebih baik dari seribu bulan.

Di dalam risalah ini -wahai para pembaca budiman-, kita akan mempelajari bagaimana keadaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di dalam bulan Ramadhan secara singkat dan ringkas, dengan harapan agar semoga anda dapat mengetahui dengan jelas petunjuk beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Ketahuilah, barangsiapa yang tidak bersama Rasul di dalam mengikuti petunjuknya di dunia ini, niscaya dia tidak akan bersama beliau di akhirat kelak. Karena setiap kesuksesan ada pada ittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam baik secara zhahir maupun bathin, dan hal ini tidak akan diperoleh kecuali dengan ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang bermanfaat tidak bakal dapat dicapai melainkan dengan amal yang shalih. Maka buah ilmu yang bermanfaat adalah amal yang shalih.

Wahai hamba Allah, inilah penjelasan sebagian keadaan-keadaan Rasulullah dan petunjuk beliau dalam bulan Ramadhan [Hadits-hadits yang terdapat dalam makalah ini adalah hadits-hadits shahih, sebagian besar terdapat dalam shahih Bukahri dan Muslim, atau salah satu dari keduanya], agar anda dapat meneladaninya sehingga anda memperoleh kecintaan kepadanya dan dikumpulkan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kelak.

Berikut ini kami kemukakan beberapa keadaan dan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di bulan Ramadhan :

  • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang umatnya untuk mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari (sebelumnya) dengan alasan berhati-hati, kecuali apabila ia merupakan kebiasaan salah seorang diantara kalian, oleh karena itu dilarang berpuasa pada hari yang diragukan.
  • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berniat puasa pada malam hari sebelum fajar dan memerintahkan kepada umatnya (untuk berniat), dan hukum ini khusus untuk puasa wajib. Adapun puasa nafilah (sunnah) maka tidak wajib.
  • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak menahan dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa hingga ia melihat fajar shadiq dengan penglihatan yang pasti, sebagai pengimplementasian firman Allah :

كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
Dan makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar” (Al Baqarah : 187)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menerangkan pada umatnya bahwa fajar ada dua yaitu shadiq dan kadzib. Selama fajar kadzib, tidak diharamkan makan, minum dan jima’. Rasulullah tidak pernah memberatkan umatnya baik dalam bulan Ramadhan atau selainnya, beliau tidak pernah mensyariatkan apa yang dinamakan oleh kaum muslimin ini sebagai adzan (seruan) imsak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, serta memerintahkan umatnya untuk melaksanakan hal ini. Beliau bersabda :

لاَ تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفُطُوْرَ

Senantiasa umatku selalu selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”.

Jarak antara sahur beliau dan shalat fajar (shubuh) adalah kurang lebih seperti membaca 50 ayat.
Adapun tentang akhlak beliau, maka ceritakanlah dan tidak mengapa. Sungguh Rasulullah adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Betapa tidak, padahal sungguh akhlak beliau adalah Al-Qur’an, sebagaimana disifatkan oleh Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau telah memerintahkan umatnya supaya berakhlak baik, terlebih lagi bagi orang yang sedang berpuasa, beliau bersabda :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَعَمِلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةً فِى أَنْ يَدَعْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan melakukannya, maka Allah tidak memerlukan ia meninggalkan makanan dan minumannya”.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjaga keluarganya dan memperbaiki cara bergaulnya dengan mereka pada bulan Ramadhan melebihi bulan lainnya.

Puasa yang beliau kerjakan tidak menghalanginya mencium istri-istrinya atau menyentuh mereka. Namun beliau adalah seorang yang paling mampu mengendalikan syahwatnya.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak meninggalkan siwak baik pada bulan Ramadhan atau selain bulan Ramadhan, beliau senantiasa mensucikan mulutnya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berbekam dalam keadaan berpuasa, dan beliau memberi keringanan bagi orang yang bepuasa untuk berbekam, adapun hadits yang menyelisihi hal ini telah mansukh (terhapus).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berjihad di bulan Ramadhan, dan memerintahkan sahabatnya untuk berbuka agar kuat dalam menghadapi musuh.

Diantara rahmat beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada umatnya, yaitu bagi musafir diberi keringanan untuk tidak berpuasa, demikian juga orang yang sakit, laki-laki dan perempuan tua (jompo), perempuan hamil dan menyusui. Bagi musafir harus mengganti puasanya (dihari lain), sedangkan orang yang sudah lanjut usia, perempuan hamil atau menyusui yang khawatir terhadap diri dan bayinya, maka ia mengganti puasanya dengan memberi makan (fakir miskin).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersungguh-sungguh dalam ibadah dan shalat malam pada bulan Ramadhan melebihi kesungguhannya pada bulan-bulan lainnya, terutama pada 10 malam terakhir, beliau mencari Lailatul Qodar.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beri’tikaf pada bulan Ramadhan, khususnya 10 hari yang terakhir. Pada tahun dimana beliau wafat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beri’tikaf selama 20 hari. Beliau tidaklah beri’tikaf melainkan dalam keadaan berpuasa.

Adapun dalam hal mengulangi (bacaan) Al-Qur’an, maka tidak ada seorangpun yang memiliki kesungguhan seperti kesungguhan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Jibril menemui beliau untuk mengulangi Al Qur’an dalam bulan Ramadhan, dikarenakan bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an.

Adapun kedermawanan beliau dalam bulan Ramadhan tidaklah dapat digambarkan. Beliau seperti angin yang berhembus (membawa kebaikan), sebagaimana keadaan orang yang tidak takut miskin.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah mujahidin yang paling agung, puasa tidaklah menjadi penghalang baginya dari mengikuti peperangan-peperangan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengikuti 6 peperangan dalam 9 tahun, semuanya di bulan Ramadhan. Demikian pula beliau melakukan amalan-amalan yang besar di bulan Ramadhan, diantaranya penghancuran Masjid Dhirar (masjid yang didirikan orang-orang munafik), penghancuran berhala terbesar di Jazirah Arab, menyambut utusan-utusan, menikah dengan Hafshah Ummul Mu’minin, dan membebaskan kota Mekkah (dari kekuasaan musyrikin) pada bulan Ramadhan.

Ringkasan : Bulan Ramadhan adalah bulan kesungguhan, bulan jihad dan bulan pengorbanan bagi kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Tidak sebagaimana yang difahami oleh mayoritas kaum muslimin pada zaman ini, yang memahami bulan Ramadhan adalah bulan istirahat, bulan bermalas-malasan, kelemahan dan pengangguran.

Ya Allah berilah petunjuk kepada kami untuk mengikuti Nabi-Mu dan hidupkanlah kami di atas sunnahnya, dan wafatkan kami diatas syariatnya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

(dialihbahasakan dari Majalah Al-Ashalah edisi III hal 66-69)




Friday, July 23, 2010

Masyitah Si Penyisir Rambut Puteri Firaun

Bau Wangi Ketika Isra’

Disebutkan dalam riwayat ketika Nabi ﷺ melalui perisitwa isra’ pada mala isra’ dan mi’raj ditemani Jibril عليه السلام dan Buraq, Baginda terbau sesuatu yang wangi lalu bertanya kepada Jibril, “bau apakah yang wangi ini wahai Jibril?”. Maka jawab Jibril عليه السلام, “Ini adalah bau wangi Masyitah dan anak-anaknya”.

sikat

Siapakah Masyitah?

Masyitah adalah seorang perempuan yang hidup pada zaman Firaun yang mana Firaun mengatakan bahawa dia adalah Tuhan. Dia seorang penyisir/penyikat rambut puteri Firaun. Pada satu hari sikat [gambar via Vansaka] yang ditangannya terjatuh ke lantai lalu dia melatah;

بِسْمِ اللَّهِ تَعِسَ فِرْعَوْنُ

“Dengan nama Allah, celakahlah Firaun”

Maka peristiwa tersebut sampai ke pengetahuan Firaun melalui anaknya. Firaun amat murka lalu dia panggil Masyitah untuk menghadapnya lalu dia bertanya, “apakah kamu punyai Tuhan selain aku?”. Jawab Masyitah, “Ya. Tuhanmu dah Tuhanku adalah Allah.”

Bayi Berkata-kata

Bertambah-tambah beranglah Firaun dan dia memerintahkan bahawa Masyitah, suaminya dan dua orang anaknya ditangkap untuk dihukum. Salah seorang anaknya itu masih kecil dan menyusu. Lalu diberikan peluang oleh Firaun kepada mereka untuk kembali kepada agama yang lama. Mereka menolak.

Firaun menjatuhkan hukuman kepada mereka. Sebuah periuk Tembaga diisikan air dan dinyalakan api dibawahnya. Sesudah mengelegak dicampakkan seorang demi seorang keluarga Masyitah ke periuk tersebut. Dan tatkala anak kecilnya mahu dicampakkan, bayi itu berkata, “Wahai bonda, lakukanlah dan jangan gentar kerana bonda berada diatas kebenaran.”

Maka matilah Masyitah dan keluarganya.

Nota 1: Buraq hanya mengikuti Baginda ﷺ ketika peristiwa Isra’ sahaja manakala ketika Mi’raj pendapat bercanggah dan pendapat yang kuat adalah tidak kerana Jibril عليه السلام telah menambat Buraq pada sebuah batu.

Rujukan

Al Muhaddith Dr. Sayyid Muhammad ‘Alawi al Maliki al Hasani., al Anwar al Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair al Bariyyah., Terjemahan Syeikh Muhammad Fuad bin Kamaluddin al Maliki., Mu’jizat Isra’ dan Mi’raj., Jamadil Akhir 1430/Jun 2009.

Al Allamah Sheikh Dauh ibn Abdullah al Fatoni., Kifayah al Muhtaj., Terjemahan Syeikh Muhammad Fuad bin Kamaluddin al Maliki., Isra’ Mi’raj., Jamadil Akhir 1428/Julai 2007.

Sunday, June 27, 2010

Solat Berjemaah


Solat Berjamaah

Solat berjamaah adalah solat yang dilakukan secara bersama, dipimpin oleh yang ditunjuk sebagai imamnya. Solat-solat yang bisa dikerjakan berjamaah adalah:

1. Solat Lima Waktu: Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya
2. Solat Jum'at
3. Solat Tarawih
4. Solat Ied Fitri dan 'Idul Adha
5. Solat Jenazah
6. Solat Istisqa (Minta Hujan)
7. Solat Gerhana Bulan dan Matahari
8. Solat Witir

Cara Melakukan

Berniat dalam hati bahawa ia menjadi makmum atau iman. Adapun seseorang yang pada mulanya solat sendirian, kemudian ada orang lain yang mengikuti di belakangnya, baginya tidak dituntut sebagai imam.

Makmum tidak dibenarkan mendahului imam, baik tempat berdirinya maupun gerakannya selama solat berjama'ah berlangsung. Makmum diharuskan mengikuti sikap/gerak imam, tidak boleh terlambat apa lagi sampai tertinggal hingga dua rukun solat.

Apabila makmum menyalahi gerakan imam (sengaja tidak mengikutinya) maka putuslah arti jama'ah baginya; dan ia disebut mufarriq.

Antara imam dan makmum harus berada dalam satu tempat yang tidak terputus oleh sungai atau tembok mati kerana itu berjamaah melalui radio atau seumpamanya dalam jarak jauh, tidak memenuhi syarat berjamaah.

Imam hendaklah orang yang berdiri sendiri, bukan orang yang sedang makmum kepada orang lain. Selain itu, imam hendaklah seorang laki-laki. Perempuan hanya dibenarkan menjadi imam sesama perempuan dan anak-anak.

Solat berjamaah hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnat yang sangat dianjurkan. Perbedaan nilai solat berjamaah, 27 kali lebih baik daripada solat sendirian (munfarid). Solat berjamaah paling sedikit adalah adanya seorang imam dan seorang makmum.

Bila seseorang terlambat mengikuti solat berjamaah, hendaklah ia segera melakukan takbiratul ihram, lalu berbuat mengikuti imam sebagaimana adanya. Bila imam sedang duduk, hendaklah ia duduk, bila iamam sedang sujud iapun harus sujud; demikian seterusnya. Apabila imam sudah memberi salam, hendaklah ia bangun kembali untuk menambah kekurangan raka'at yang tertinggal dan kerjakanlah hingga raka'atnya memenuhi.

Ukuran satu rakaat solat ialah ruku'. Bila seseorang mendapatkan imam ruku dan dapat mengikutinya dengan baik, maka ia mendapatkan satu rakaat bersama imam.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu mendatangi shalat, padahal imam sedang berada daam suatu sikap tertentu, maka hendaklah ia berbuat seperti apa yang sedang dilakukan oleh imam". (HR Turmudzi dan Ali r.a. )

Hikmah Berjamaah

Solat berjamah mengandung faedah dan manfaat yang bervariasi sesuai dengan kepentingan umat dan zaman. Melalui jamaah, silaturahmi antar umat, disiplin, dan berita-berita kebajikan dapan dikembangkan dan disebarkan luaskan.

Rasulullah s a.w. bersabda: Solat berjamaah itu lebih utama nilainya dari solat sendirian, sebanyak dua puluh tujuh derajat" (HR Bukhari dan Muslim).

Imam (Ikutan)

Imam adalah ikutan, demikian pengertiannya. Untuk menjadi seorang imam diperlukan beberapa persyaratan yang mengikat. Misalnya memiliki usia yang lebih tua atau dituakan, memiliki pengetahuan tentang Al Quran dan hadits Rasulullah s a.w., memiliki keindahan bacaan dengan ucapan yang fasih (kalau di zaman Rasulullah s a.w., peribadi-peribadi yang lebih dahulu hijrah diperhatikan untuk menjadi imam.

Kerana imam adalah ikutan, maka pemilihan pribadi amat diperhatikan. Pro dan kontra yang berlebihan atas seseorang imam kerana dosa besarnya yang menonjol, pasti akan membubarkan jamaah. Adapun dalam kesalahan umum, maka semua manusia tidak suci dari dosa. Seorang yang biasa menjadi imam, maka tidak ada salahnya untuk sewaktu-waktu ia berada di belakang imam yang lain. Walau dia sendiri mungkin lebih baik dari imam yang bersangkutan.

"Dari Abdullah bin Masud, dia berkata: Rasulullah s a.w. bersabda: "Menjadi Imam dari suatu kaum ialah mana yang lebih baik bacaan Al Qur'annya. Bila semuanya sama bagusnya, hendaklah imamkan mana yang paling alim (banyak tahu) akan sunnah Rasul. Kalau semuanya sama alim tentang sunnah Rasul, maka dahulukan mereka yang lebih dulu hijrah. Kalau mereka sama dahulu hijrah, maka iammkanlah mereka yang lebih tua usianya" (HR Imam Ahmad dan Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud).

"Kalau mereka ada bertiga, hendaklah diimamkan seorang. Yang lebih berhak menjadi imam ialah yang lebih banyak bacan (tahu tentang bacaan Al Qur'annya)". (HR Imam Muslim, Ahmad dan Nasa'i dengan sumber Abi Said Al-Khudry).

"Tidaklah halal bagi seorang mukmin yang imam kepada Allah s.w.t. dan hari akhir yang mengimami sesuatu kaum kecuali atas izin kaum itu. Dan janganlah ia mengkhususkan satu do'a untuk dirinya sendiri dengan meninggalkan mereka. Kalau ia berbuat demikian, berkhianatlah ia kepada mereka". (HR Abu Daud dari Abu Hurairah)

Keadaan Shaf

Solat salah satu ibadah yang menghubungkan peribadi kepada Allah s.w.t., dan juga mengatur hubungan sesama manusia. Solat yang baik mendatangkan tamsil yang indah dan berguna.

Shaf yang baik akan menghemat tempat, merapikan barisan dan kesatuan jamaah serta mendatangkan nilai tambah bagi ibadah itu sendiri, bahkan menjadi cermin disiplin kehidupan dan pergaulan.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Aturlah shaf-shaf kamu dan dapatkanlah jarak antaranya, ratakanlah dengan tengkuk-tengkuk". (HR Imam Abu Dawud dan An Nasa'i disahihkan Ibnu Hibban dari Anan).

Sering orang mengira bahawa shaf yang baik adalah shaf yang dilakukan secara santai-lapang. Tidaklah demikian sebenarnya.

Untuk Shaf yang Baru

Bila shaf terisi penuh, maka mulailah dengan shaf yang baru dari arah sebelah kanan. Bila yang terbelakang hanya seorang diri, maka usahakanlah ia dapat masuk shaf yang sudah ada; atau tariklah seorang anggota shaf yang ada untuk menemaninya (yang ditarik pasti mahu, andaikan ia mengerti tata tertibnya).

Shaf Kaum Wanita

Shaf kaum wanita sebaiknya terletak di belakang shaf kaum lelaki, sementara shaf anak-anak berada di tengah; demikian bila dimungkinkan. Bila tidak, shaf makmum lelaki dan wanita bisa diatur secara sejajar; atau mungkin tercampur sama sekali, bagaikan jamaah musim haji di masjidil Haram, Makkah. Shaf yang bercampur baur sebenarnya kurang baik, bahkan mudah mengandung fitnah; sementara solat itu sendiri mencegah kekejian dan kemungkaran, yang akan mendatangkan fitnah, apalagi jika melakukan solat.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Sebaik-bauknya shaf kaum lelaki itu di depan, dan seburuk-buruknya ialah di bagian belakangnya, dan sebaik-baiknya shaf kaum wanita itu ialah pada bagian akhirnya dan sejelek-jeleknya ialah di bagian depannya". (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Pengganti Imam

Bila solat berjamaah, sebaiknya orang yang di belakang imam adalah mereka yang merasa dirinya siap sebagai pengganti, bila tiba-tiba imam mendapat halangan, umpamanya batal, jatuh sakit, lupa ingatan, terlupa rukun dan sebagainya. Apabila seseorang solat di sebuah masjid di luar asuhan atau daerahnya sendiri, maka dia tidak boleh langsung bertindak menjadi imam, kecuali bila diminta. Mungkin saja disana sudah ada jadwal imam tetap. Begitu pula bila ia bertamu, kerana yang paling hak menjadi imam adalah tuan rumah sendiri, kecuali bila ia diminta.

Imam Yang Arif

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s a.w. bersabda: "Manakala seseorang di antara kamu solat bersama-sama orang banyak, maka hendaklah ia meringankan (memendekkan) bacaan surat atau ayat-ayatnya. Mungkin ada diantara jamaah yang tidak tahan lama berdiri, ada yang sakit, atau ada yang sudah tua. Dan manakala seseorang dari kamu itu solat sendirian, maka silakan ia memanjangkan bacaan sekehendaknya". (HR Bukhari dan Muslim).

Khutbah dipendekkan dan solat diperpanjang, demikian petunjuk Rasulullah s a.w. Di pejabat, pekerja dibatasi oleh waktu, maka khutbah yang pendek sangat tepat dan bermanfaat. Khutbah yang seakan-akan cerita bersambung, membosankan, akhirnya jama'ah berbual dan mengantuk.

Ringkasan

* Kalau solat di rumah, maka tuan rumah lebih berhak menjadi imam, kecuali tuan rumah mempersilakannya.
* Orang yang bagus bacaan Al-Qurannya lebih diutamakan untuk menjadi imam.
* Bila solat telah berlangsung, mereka yang datang belakangan terus saja mengikuti imam yang sudah ada.
* Imam sedapatnya orang yang lebih disukai makmum, kerana iman itu dipilih untuk diikuti.
* Imam sahabat rawatib, sebaiknya oleh imam yang biasa ditetapkan, kecuali ada kesepakatan menunjuk orang lain sebagai imam.
* Imam yang fasih lebih utama, sebagai halnya seorang yang dituakan, baginya amat layak menjadi imam dalam solat.
* Imam itu bertanggung jawab atas makmumnya, kerana itu seorang imam harus tahu benar dengan kedudukannya.
* Orang makmum yang tepat berada di belakang imam, hendaklah seorang yang amat tahu dalam masalah ibadah yang sedang dilakukan. Mereka harus bertindak tepat pada saat imam batal, salah, lupa dan sebagainya. Bila perlu ia berhak menggatikan imam, sekalipun imam berkebaratan atau tidak tahu tentang kesalahannya.
* Seorang di belakang imam berlaku sebagai barometer, berhak meluruskan baris atau shaf di kanan dan kirinya.
* Apabila selesai solat, imam segera duduk mengarah ke jamaah. Sebaiknya imam berdzikir secara pelan dan kusyu, dan jamaahpun berdzikir atau berdoa sesuai kata hatinya; demikian yang terbaik.
* Bila imam berdoa, diaminkan atau tidak diaminkan, doa imam sudah membawa kepentingan jamaahnya.

Wednesday, June 23, 2010

Kepala, Hati dan Jasad

Assalaamualaikum..

Sedikit perkongsian apa yang diajar oleh guruku mengenai TAUHID.

TAUHID itu ibarat KEPALA
-Manusia tanpa kepala akan mati..Menandakan begitu pentingnya TAUHID.

HATI itu KUHSYUK
- Tawadduk, percaya dan yakin Kepada Kekuasaan Allah S.W.T.

ANGGOTA BADAN / JASAD itu TAAT
-Membuat segala yang WAJIB dan Meninggalkan segala yang HARAM

P/S: Moga manfaat untuk dunia dan akhirat. InsyaALlah.

Tuesday, June 22, 2010

Monday, June 21, 2010

Tinta Buat Bakal Suami Ku

Coretan ini merupakan coretan buat bakal suami…dan ingatan buat bakal isteri.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatkanku begitu berani untuk mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah kukenali.

Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada sesiapa. Apatah lagi meluahkan sesuatu yang hanya kukhususkan buatmu.

Sebelum tiba masanya. Kehadiran seorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatkan aku tersedar dari lenaku yang panjang.

Aku telah dididik ibu sejak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku kerana Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapa terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil alih tanggungjawab itu daripada mereka. Jadi, kau telah wujud di dalam diriku sejak dulu lagi.

Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku untuk mana-mana lelaki kerana aku tidak mahu membelakangimu. Aku menghalang diriku daripada mengenali mereka kerana aku tidak mahu mengenali lelaki lain selainmu, apatah lagi memahami mereka.

Kerana itulah, aku sedaya kudrat yang lemah ini membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih bersifat ‘perumahan’ kerana rumah itu tempat yang terbaik buat seorang perempuan. Aku sering sahaja berasa tidak selamat diperhatikan lelaki. Bukanlah aku menyangka buruk terhadap mereka, tetapi bagiku, lebih baik berjaga-jaga kerana contoh banyak di depan mata.

Apabila terpaksa berurusan dengan mereka, akan kubuat expressionless face dan cool. Akan kupalingkan wajahku dari lelaki yang ralit merenungku ataupun cuba menegurku. Aku cuba sedaya mungkin melarikan pandanganku dari ajnabi kerana pesan Sayyidatina Aisyah, sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang. Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa guna aku menjadi idaman ramai lelaki sedangkan aku hanya boleh menjadi milikmu seorang. Aku tidak berasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku berasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang boleh dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mahu menjadi punca kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat kuberikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai disoal? Adakah itu sumbanganku pada manusia selama hidup di muka bumi?

Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, akulah yang terlebih dahulu perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki kelemahan dan menghias peribadiku kerana itulah yang dituntut Allah. Andainya aku inginkan lelaki yang baik menjadi suamiku aku juga perlu menjadi perempuan yang baik untuknya. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan, sebagai remaja aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Setiap kali perasaan itu datang setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahawa aku perlu menjaga perasaan itu kerana ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi lebihan lelaki lain. Lelaki itu berhak mendapat kasih yang tulen, bukan yang telah di bahagi-bahagikan.

Diriku yang sememangnya lemah ini diuji Allah apabila seorang lelaki secara tidak sengaja mahu berkenalan denganku. Aku secara keras menolak. Berbagai-bagai dalil kukemukakan, tetapi dia tidak mahu mengalah. Lelaki itu tidak hanya berhenti di situ sebaliknya sentiasa menghubungi dan menggangguku. Aku berasa amat tidak tenteram, seolah-olah seluruh kehidupanku yang ceria selama ini telah dirampas dari diri ini.

Aku tertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristighfar memohon keampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Dia melindungi diriku daripada sebarang kejaha
tan.

Kehadirannya membuatkan aku banyak memikirkanmu. Kurasakan seolah-olah dirimu wujud bersamaku. Di mana sahaja aku berada, akal sedarku membuat perhitungan denganmu. Kutahu lelaki yang melamarku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hati, woman intuitionku yang mengatakan lelaki itu bukan untukku.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih berlian sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang bisa wujud di mana-mana. Namun, aku juga punya keinginan seperti gadis lain, dilamar lelaki yang bakal dinobat sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tuju yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah seindah Nabi Yusuf A.S. yang mampu mendebarkan jutaan gadis untuk membuatku terpikat. Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Luh Mahfuz, Allah pasti akan mencampakkan rasa kasih di dalam hatiku, jua hatimu kali pertama kita berpandangan. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan kau zahirkan perasanmu itu padaku kerana kau masih tidak mempunyai hak untuk berbuat begitu. Juga jangan kau lampaui batasan yang telah ditetapkan syarak. Aku bimbang perlakuan itu akan memberi impak yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak, cukuplah dirimu yang diinfak seluruhnya pada jalan mencari redha Ilahi. Aku akan berasa amat bertuah andai dapat menjadi tiang seri ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Ilahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, menghulurkan tanganku untuk kau berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukesat darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah andainya kau menyerahkan seluruh cintamu padaku. Bukan itu yang kumimpikan. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu. Kerana dengan mencintai Allah kau akan mencintaiku kerana-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta insan biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.

Aku juga tidak ingin dilimpahi kemewahan dunia. Cukuplah dengan kesenangan yang telah diberikan ibu bapaku.
Apa guna kau menimbun harta untuk kemudahanku sekiranya harta itu membuatkan kau lupa pada tanggungjawabmu terhadap agama. Aku tidak akan sekali-kali bahagia melihatmu begitu. Biarlah kita hidup di bawah jaminan Allah sepenuhnya. Itu lebih bermakna bagiku.

Biarlah Wajah Tidak Cantik

Siapa yang tidak inginkan kecantikan? Sesiapapun suka memiliki wajah, pakaian, telefon bimbit dan barang perhiasan yang cantik. Malangnya tidak ramai yang cantik. Pemenang pertandingan ratu cantik hanya seorang sahaja, yang selebihnya secara automatik kuranglah kadar kecantikannya. Yang bukan ratu, lebih-lebih lagi. Kadangkala kita melihat wajah orang cantik di majalah, filem dan media massa, tanpa disedari semacam ada perasaan rendah diri…mengapa aku tidak secantik mereka?

Cantik yang dilihat mata akan sirna. Cantik yang dilihat jiwa akan kekal selamanya. Justeru, mana satu menjadi pilihanmu?

Produk mengenai kecantikan adalah yang paling laris di pasaran. Semuanya hendakkan kulit yang putih, lembut, cekang, gebu dan menawan. Sebenarnya, tidak salah kerana ia adalah fitrah manusia. Semua orang sukakan kecantikan. Justeru, ALLAH yang kita sembah itupun sangat cantik. Rasulullah saw. menegaskan, ALLAH itu indah dan sukakan keindahan. Keindahan ALLAH terletak pada sifat-sifat kesempurnaanNYA. Apabila sesuatu itu sempurna,maka tentulah ia indah. ALLAH sangat indah, baik pada nama, hasil ciptaan dan sifat-NYA.

ALLAH juga cinta pada keindahan, sebab itulah Islam yang di turunkan oleh ALLAH untuk menjadi anutan manusia ini juga sangat indah. Contohnya wanita. Ia juga adalah ciptaan ALLAH dan tentu sahaja wanita itu cantik. Soalnya, dimanakah letaknya kecantikan sebenar pada seorang wanita? Kalau kita tanyakan pelbagai insan, maka sudah pasti kita akan temui pelbagai jawapan. Ada yang merasakan kecantikan itu pada wajah, pada bentuk tubuh, pada kebijaksanaan atau pada tingkah lakunya.

Namun sebagai seorang Islam, kita tentulah ada kayu ukur tersendiri untuk menilai kecantikan. Kita tentunya mengukur kecantikan wanita mengikut kayu ukur Islam. Dan tentu sahaja kecantikan yang menjadi penilaian Islam adalah lebih hakiki dan abadi lagi. Misalnya kalaulah kecantikan itu hanya terletak pada wajah, wajah itu lambat laun akan dimakan usia. Itu hanya bersifat sementara. Apabila usia meningkat, kulit akan berkedut dan tentulah wajah tidak cantik lagi. Jadi, tentulah ini bukan ukuran kecantikan yang sejati dan abadi.

Sebagai hamba ALLAH, kita hendaklah melihat kecantikan selaras dengan penilaian ALLAH atas keyakinan apa yang dinilai oleh-NYA lebih tepat dan betul. Kecantikan yang dimaksudkan adalah kecantikan budi pekerti ataupun akhlak. Kecantikan ini jika ada pada seseorang, lebih kekal. Inilah kecantikan hakiki mengikut penilaian ALLAH. Dan kecantikan akhlak ini juga adalah sesuatu yang lebih abadi. Justeru, kata pepatah, hutang budi dibawa mati. Malah, akhlak yang baik juga amat disukai oleh hati manusia. Contohnya, kalaulah ada orang yang wajahnya sahaja cantik tetapi akhlaknya buruk, pasti dia akan dibenci.

Rasulullah s.a.w juga telah pernah menegaskan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah. Wanita solehah itu perhiasan rumah tangga, perhiasan masyarakat dan perhiasan negara. Jika ada ibu yang solehah, anak-anaknya tentu mendapat manfaat. Mereka akan terdidik dengan baik. Jika ada isteri yang solehah, suami pun akan mendapat manfaat. Para isteri ini akan mempermudahkan urusan rumah tangga, menjalinkan hubungan keluarga dengan penuh kasih sayang dan lain-lain. Tutur katanya baik, tingkah lakunya baik, senyumannya menawan dan segala-galanya indah….bak bayangan bidadari syurga di dunia ini.

Mahukah kita menjadi wanita yang memiliki kecantikan wajah tetapi musnah hidupnya? Tetapi apa yang pasti, menurut Islam, jika kecantikan tidak di sertai iman yang kuat, maka pemiliknya akan hilang kawalan diri. Akibatnya ramai wanita cantik di perdayakan oleh syaitan untuk menggoda manusia melakukan kemungkaran.

Tanpa iman, kecantikan akan dipergunakan ke arah kejahatan dan kemaksiatan, yang akhirnya akan memusnahkan diri pemiliknya dan orang lain. Cuba kita lihat pada bintang filem barat, ada yang memporak-porandakan negara, rumah tangga dan berakhir dengan bunuh diri. Tetapi kalau cantik dan berakhlak pula, inilah yang hebat. Umpama kecantikan wanita solehah pada zaman nabi seperti Siti Aishah r.a ataupun Atiqah binti zaid (sekadar contoh).

Bagaimana caranya mendapat kecantikan sejati? perlu kita fahami bahawa, kecantikan itu bermula dari dalam ke luar. Oleh itu, tanamkanlah di dalam hati bahawa iman yang benar-benar kuat adalah berdasarkan ilmu tepat dan penghayatan yang tinggi. kemudian, buktikanlah dengan perbuatan yang baik. Perkara kedua pula ialah susulilah iman itu dengan perbuatan yang baik. Ertinya kita atur kehidupan mengikut syariat atau peraturan TUHAN.

Dan apabila iman di tanam, syariat ditegakkan, akan berbuahlah akhlak yang mulia. Inilah yang dikatakan kecantikan hakiki. Biar buruk rupa jangan buruk perangai. Apa gunanya mulut yang cantik kalau kita gunakan untuk mengumpat?

Walaupun kita tidak cantik, ini tidak bermakna kita harus berasa malu. Ini kerana kita mesti punya kelebihan tersendiri yang boleh menarik hati orang lain kepada kita. Apakah kelebihan itu? Ya, kita sendiri mesti mengetahuinya dan itulah nanti yang perlu kita manfaat untuk membuang rasa malutidak bertempat yang singgah di hati kita sekarang.

Untuk mendapat kasih sayang, kita tidak perlu cantik. Kita tidak boleh mengubah wajah, tetapi kita boleh mengubah kelakuan kita. Daripada buruk kepada baik dan daripada baik kepada lebih baik. Insya-ALLAH, ramai orang cantik pada mulanya, tetapi apabila kita mula bercakap dan bergaul dengannya, kita sudah tidak lagi mengagumi lagi kecantikannya. Sudah ditenggelamkan oleh mulutnya yang celopar dan sikapnya yang kasar.

Tetapi berapa ramai orang yang mukanya buruk dan sederhana sahaja tetapi apabila kita dekati dan gauli, semakin hari, semakin menawan pula gayanya. Sudah terlindung hidungnya yang pesek dek akhlaknya yang baik. Kita boleh menjadi orang itu dan percayalah bahawa kita akan disayangi.

Janganlah bersedih jika tidak memiliki kecantikan seperti mereka. Kita tidak cantik tak apa. Yang penting kita memiliki hati dan iman yang tetap untuk ALLAH…kita tidak dijadikan untuk dipersia-siakan. Tetapi jangan mempersiakan apa yang kita ada. Manfaatkannya..orang akan lebih tertarik denganmu andai engkau berakhlak….yakinlah janji ALLAH…Selamat bermuhasabah dan bermujahidah muslimahku…